Naik turunnya harga saham seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor. Padahal, kenaikan atau penurunan persediaan tergantung pada jumlah permintaan dan penawaran. Tapi ini adalah teori yang sangat mendasar.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Anda percaya bahwa ketika pedagang membeli saham ada lebih banyak permintaan daripada penawaran dan sebaliknya adalah salah satu faktor yang sangat menentukan
Kita sering ditanyai pertanyaan seperti: "Apa hubungan antara harga saham dan ekonomi suatu negara? Bisakah Anda membuat dampak?" Sekarang bayangkan Anda adalah seorang investor ekuitas. Anda ingin berinvestasi di saham perusahaan besar Indonesia yang menjanjikan.
Sebagai investor ekuitas, apakah Anda berani menginvestasikan modal dalam jumlah besar di saham? Atau sebaliknya. Saya ingin berinvestasi saham. Dan pada saat itu, ekonomi sedang bagus, keuntungan perusahaan meroket, dan perusahaan berjalan dengan baik. Tentu saja, ketika kondisi ekonomi baik, tidak ada keraguan bahwa orang akan menginvestasikan lebih banyak modal di saham daripada ketika kondisi ekonomi buruk.
Pasar modal/pasar saham merupakan salah satu indikator keadaan ekonomi suatu negara. Ketika harga saham terus turun, itu menandakan ada yang tidak beres dengan perekonomian negara. Ketika perekonomian sedang bergejolak, investor dan pedagang saham pasti memilih untuk menjual saham di pasar saham, sehingga harga banyak saham terus turun dan sebaliknya. Sudah banyak bukti bahwa harga saham adalah ukuran kesehatan ekonomi suatu negara.
Saya ingat krisis ekonomi tahun 1998 dan market crash tahun 2008 (IHSG turun 60%) menyebabkan harga saham turun. Hal ini karena perekonomian Indonesia dan global saat itu sangat ketat, dan banyak investor ekuitas menjual sahamnya dan tidak berani masuk (membeli saham) dalam jumlah besar.
Demikian pula di tahun 2020, di saat wabah virus corona, sektor bisnis terhambat, impor dan ekspor terhambat, dan banyak perjalanan bisnis terhenti, yang tentunya berimbas pada perekonomian negara, turun 39% dalam tiga bulan pertama. Tentu saja, ini bukan pengurangan yang wajar. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi pulih, seperti yang terjadi pada tahun 1998-1999, IHSG kembali naik pesat, banyak investor membeli saham, dan banyak orang kembali ke pasar saham. Oleh karena itu perekonomian negara sangat erat kaitannya dengan pergerakan pasar saham.
"Riset Situasi Pasar dan Sentimen (Terutama yang Berkaitan dengan Berita Bisnis)"
"Analisis Fundamental, Terutama Riset Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro"
Ya, tentang posting ini kami menemukan ekonomi Negara "benang merah" antara situasi dan harga saham. Oleh karena itu, saat mempelajari saham, seseorang tidak boleh lalai mempelajari situasi ekonomi negara dan sentimen yang muncul di pasar saham.
0 Comments
Posting Komentar